John Napier
(1550 - 1617)
|
|
Riwayat
Logaritma
tidak akan pernah dikenal tanpa mengetahui satu nama, John Napier. John
Napier adalah anak Sir Archibald Napier dari istri pertama, Janet Bothwell,
lahir di puri Merchiston, dekat Edinburgh, Skotlandia.
Ketika umur 14
tahun, Napier dikirim ke universitas St. Andrews untuk belajar theologi.
Setelah berkelana ke mancanegara, Napier pulang ke kampung halaman pada tahun
1571 dan menikah dengan Elizabeth Stirling dan memunyai dua orang anak. Tahun
1579, istrinya meninggal dan menikah lagi dengan Agnes Chisholm. Perkawinan
kedua ini memberinya sepuluh orang anak. Anak kedua dari istri kedua, Robert,
kelak menjadi penterjemah karya-karya ayahnya. Sir Archibald meninggal pada
tahun 1608 dan John Napier menggantikannya dan tinggal di puri Merchiston
sepanjang hayatnya.
|
Pertemuan tidak sengaja
Napier bukanlah
matematikawan profesional. Berkewarganegaan Skotlandia, dia adalah seorang
Baron yang tinggal di Merchiston dan memiliki banyak tanah namun juga memunyai
hobi menulis berbagai topik yang menarik hatinya. Dia hanya tertarik meneliti
salah satu aspek dalam matematika, teristimewa yang berhubungan dengan
perhitungan dan trigonometri. Istilah “Kerangka Napier” (Napier Frame)
menunjuk kepada tabel-tabel perkalian dan “Analogi Napier” dan “Hukum
bagian-bagian lingkaran Napier” adalah alat bantu untuk mengingat dalam
kaitannya dengan trigonometri lingkaran. Napier mengatakan bahwa penelitian dan
penemuannya tentang logaritma terjadi dua-belas tahun silam sebelum dipublikasikan.
Pernyataan ini menunjuk bahwa ide dasarnya terjadi pada tahun 1594. Meskipun
ditemukan oleh Napier akan tetapi ada peran pendahulunya, Stifel. Stifel sudah
menulis Arithmetica Integra pada 50 tahun silam dengan pedoman
karya-karya Archimedes. Angka dengan pangkat dua adalah dasarnya, meski tidak
dapat digunakan untuk tujuan penghitungan karena ada selisih yang terlalu besar
dan cara interpolasi tidak memberikan hasil secara akurat.
Pengaruh
pemikiran Dr. John Craig tidak dapat dikesampingkan, juga mempengaruhi John
Napier. Pertemuan tidak sengaja terjadi ini, terjadi saat rombongan Craig dalam
perjalanan menuju Denmark dengan menggunakan kapal, terjadi badai besar
sehingga membuat rombongan ini berhenti tidak jauh dari observatorium Tycho
Brahe, letaknya tidak jauh dari puri tempat tinggal Napier. Sambil menunggu badai reda, mereka berdiskusi tentang
cara-cara penghitungan yang digunakan dalam observatorium. Diskusi ini membuat Napier lebih termotivasi sehingga
pada tahun 1614 diterbitkan buku Gambaran tentang Kaidah Logaritma (A
Description of the Marvelous Rule of Logaritms).
Logaritma
Awal penemuan
Napier tentang sebenarnya sangat sederhana. Menggunakan progresi geometrik dan
integral secara bersamaan. Ambillah sebuah bilangan tertentu yang mendekati
angka 1. Napier menggunakan 1 – 107 (atau 0,9999999) sebagai
bilangan. Sekarang, istilah progresi dari pangkat yang terus meningkat sampai
akhirnya hasilnya mendekati – sangat sedikit selisihnya. Untuk mencapai
“keseimbangan” dan menghindari terjadi (bilangan) desimal dikalikan dengan 107.
N = 107(1
– 1/107)L, dimana L adalah logaritma Napier sehingga
logaritma dari 107 sama dengan nol, yaitu: 107 (1-1/107)
= 0,9999999 adalah 1 dan seterusnya. Apabila bilangan tersebut dan logaritma
dibagi 107, akan ditemukan - secara virtual – sistem logaritma
sebagai basis 1/e, untuk (1-1/107)107 mendekati
Lim n→∞ (1
– 1/n)n = 1/e.
Perlu diingat
bahwa Napier tidak memunyai konsep logaritma sebagai dasar, seperti yang kita
ketahui sekarang. Prinsip-prinsip kerja Napier akan lebih jelas dengan
menggunakan konsep geometri di bawah ini.
A P B
C D Q E
Garis AB adalah
setengah dari garis CE. Bayangkan titik P berangkat dari titik A, berjalan
menyusur garis AB dengan kecepatan semakin menurun dengan proporsi sebanding
dengan jaraknya dari titik B; pada saat bersamaan titik Q bergerak pada garis
CE… dengan kecepatan bergerak sama seperti titik P. Napier menyebut peubah
(variabel) jarak CQ adalah logaritma dari jarak PB adalah difinisi geometrik
Napier. Misal: PB = x dan CQ = y. Apabila AB dianggap 107, dan jika
kecepatan bergeraknya P juga 107, maka dalam notasi kalkulus modern
didapat dx/dt = -x dan dy/dt =107, x0 = 107,
y0 = 0. Jadi dy/dx = - 107/x, atau y = -107 ln cx,
dimana c adalah inisial kondisi untuk menjadi 10-7.Hasil, y = -107 ln (x/107)
atau y/107 = log 1/e(x/107).
Sifat
eksentrik
Meskipun Napier
memberi sumbangsih besar dalam bidang matematika, tetapi minat terbesar Napier
justru bidang agama. Napier seorang pemeluk Protestan kuat yang menuliskan
pandangannya ini dalam buku Penjelasan tentang Penemuan dari
Kebangkitan Santo Johanes (A Plaine Discovery of the Whole Revelation of Saint
John (1593), yang dengan sengit menyerang gereja Katholik dan mencerca
Raja orang Skotlandia, James VI (kelak menjadi James I, raja Inggis) dengan
menyebutnya seorang atheis.
Bidang lain yang
menjadi minat Napier, seorang tuan tanah, adalah mengelola tanah pertanian.
Untuk meningkatkan kesuburan tanah, Napier mencoba memberi pupuk berupa garam.
Tahun 1579, Napier menemukan pompa hidraulik untuk menaikkan air dari dalam
sumur. Dalam bidang militer, Napier berencana membuat cermin raksasa guna
melindungi Inggris dari serbuan angkatan laut Raja Philip II dari Spanyol.
Kedua penemuan Napier ini tidak berbeda dengan penemuan Archimedes.
Ada anekdot,
bahwa sebagai seorang tuan tanah, Napier sering berseteru dengan para penyewa
(tanah) dan tetangganya. Suatu peristiwa, Napier merasa terganggu oleh burung
merpati tetangga yang dirasanya sudah keterlaluan. Ancaman bahwa merpati akan
ditangkapi tidak ditanggapi tetangganya, karena merasa yakin bahwa Napier tidak
mungkin menangkapi semua merpati. Esok harinya, tetangga itu kaget menjumpai
semua merpatinya menggelepar di tanah – belum mati – terpuruk di depan rumah.
Rupanya Napier telah memberi makan jagung yang terlebih dahulu sudah direndam
dengan anggur.
Jasa
Terakhir
Begitu buku
pertama diterbitkan, antusiasme matematikawan merebak sehingga banyak dari
mereka berkunjung ke Edinburgh. Salah satu tamunya adalah Henry Briggs (1516 –
1631), dimana pada saat pertemuan itu Briggs memberitahu Napier tentang
modifikasi yang dilakukan. Mengubah basis logaritma menjadi 1, bukan 107,
hasilnya adalah nol dan menggunakan basis 10 (desimal). Akhirnya ditemukan log
10 = 1 = 10º.
Napier meninggal
di purinya pada tanggal 3 April 1617, dan dimakamkan di gereja St. Cuthbert,
Edinburgh. Dua tahun kemudian, 1619, terbit buku Konstruksi dari
Keindahan Logaritma (Construction of the Wonderful Logarithms), yang
disusun oleh Robert, anak.
Wilhelm Schickard
Wilhelm Schickard (22 April 1592 – 24 Oktober 1635)
adalah seorang polymath berkebangsaan Jerman. Ia
dikenal sebagai salah satu orang yang membangun mesin hitungpertama
pada tahun 1623. Ia
lahir di Herrenberg dan
mendapat gelar B.A. dan M.A. dari Universitas Tübingen,
masing-masing pada tahun 1609 dan 1611.
Blaise Pascal
Blaise Pascal (1623 1662 M)
terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Ayahnya Etienne Pascal,
penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the Court
of Aids di kota Clermont. Ibunya wafat saat ia berusia 3 tahun, meninggalkan ia
dan dua saudara perempuannya, Gilberte dan Jacqueline. Pada tahun 1631
keluarganya pindah ke Paris.
Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi tidak matematik. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-mata untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa berexperimen dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan memberikan nama rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari langsung oleh ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras stamina dan kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil menemukan teorema Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah teorema tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar menghitung keseimbangan bentuk, tapi, lebih mendasar dan penting, yang saat itu sama sekali belum pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik tersendiri – geometri proyeksi. Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on Conics, yang diselesaikannya sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi bahasan utama, yang membahas ratusan penghitungan tentang kerucut, juga membahas teorema Apollonius, yang mengagumkan bukan cuma karena usianya yang masih sangat muda saat itu (16 tahun) namun karena penghitungannya juga menyertakan unsure-unsur tangens, dsb.
Menganut Jansenis dan biara Port Royal
Tahun 1646 ayah Pascal mengalami kecelakaan kemudian dirawat di rumah. Beberapa tetangga berkunjung membesuk –kebetulan beberapa diantaranya penganut Jansenist, yang didirikan oleh Cornelis Jansen, seorang professor kelahiran Belanda yang mengajar teologi di Universitas Louvain. Sebuah kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Jesuit. Pascal tampaknya terpengaruh dan menjadi pengikut Jansenists, dan menjadikannya amat menentang ajaran Jesuits. Adiknya, Jacqueline juga berniat ingin masuk biara Jansenist di Port Royal. Ayah Pascal, Etienne Pascal tak menyukai hal ini, kemudian mengajak keluarganya pindah ke Paris, namun setelah ayahnya meninggal pada tahun 1651 Jacqueline bergabung dengan biara Port Royal. Pascal masih sibuk menikmati kehidupan duniawinya --bersama teman-temannya dari kalangan bangsawan-- menghabiskan uang warisan ayahnya. Akhirnya pada tahun 1614, ia sepenuhnya menjadi penganut Jansenisme, dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal.
Provincial Letters
Pada tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas tentang ajaran Jansenisme, yang secara resmi dilarang pemerintah Sorbonne sebagai ajaran bidah, lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan menulis di media kondang the Provincial Letters dengan menggunakan nama samaran Louis de Montalte, yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran Jansenisme. Mereka seolah-olah berpolemik antara dua orang sahabat, mulai dari 13 Januari 1656, hingga 24 Maret 1657. Media the Provincial Letters beroplag ribuan dan beredar ke
Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi tidak matematik. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-mata untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa berexperimen dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan memberikan nama rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari langsung oleh ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras stamina dan kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil menemukan teorema Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah teorema tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar menghitung keseimbangan bentuk, tapi, lebih mendasar dan penting, yang saat itu sama sekali belum pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik tersendiri – geometri proyeksi. Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on Conics, yang diselesaikannya sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi bahasan utama, yang membahas ratusan penghitungan tentang kerucut, juga membahas teorema Apollonius, yang mengagumkan bukan cuma karena usianya yang masih sangat muda saat itu (16 tahun) namun karena penghitungannya juga menyertakan unsure-unsur tangens, dsb.
Menganut Jansenis dan biara Port Royal
Tahun 1646 ayah Pascal mengalami kecelakaan kemudian dirawat di rumah. Beberapa tetangga berkunjung membesuk –kebetulan beberapa diantaranya penganut Jansenist, yang didirikan oleh Cornelis Jansen, seorang professor kelahiran Belanda yang mengajar teologi di Universitas Louvain. Sebuah kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Jesuit. Pascal tampaknya terpengaruh dan menjadi pengikut Jansenists, dan menjadikannya amat menentang ajaran Jesuits. Adiknya, Jacqueline juga berniat ingin masuk biara Jansenist di Port Royal. Ayah Pascal, Etienne Pascal tak menyukai hal ini, kemudian mengajak keluarganya pindah ke Paris, namun setelah ayahnya meninggal pada tahun 1651 Jacqueline bergabung dengan biara Port Royal. Pascal masih sibuk menikmati kehidupan duniawinya --bersama teman-temannya dari kalangan bangsawan-- menghabiskan uang warisan ayahnya. Akhirnya pada tahun 1614, ia sepenuhnya menjadi penganut Jansenisme, dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal.
Provincial Letters
Pada tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas tentang ajaran Jansenisme, yang secara resmi dilarang pemerintah Sorbonne sebagai ajaran bidah, lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan menulis di media kondang the Provincial Letters dengan menggunakan nama samaran Louis de Montalte, yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran Jansenisme. Mereka seolah-olah berpolemik antara dua orang sahabat, mulai dari 13 Januari 1656, hingga 24 Maret 1657. Media the Provincial Letters beroplag ribuan dan beredar ke
seluruh pelosok Paris, penganut Jesuits mencoba memancing siapa
sebenarnya si penulis tersebut –-dengan cerdiknya malah mengolok-olok mereka
yang berusaha mengungkap jati dirinya.
The Pensees
Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengan semenjak ia memasuki kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia menjalani kehidupan asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya sibuk dengan anak-anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang melulu soal urusan perempuan. Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya meninggal pada 19 Agustus 1662.
The Pensees
Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengan semenjak ia memasuki kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia menjalani kehidupan asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya sibuk dengan anak-anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang melulu soal urusan perempuan. Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya meninggal pada 19 Agustus 1662.
Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah
karya tulis yang belum selesai perihal teologi, the Pensees, sebuah apologi
Kekristenan, sehingga , baru diterbitkan 8 tahun kemudian oleh biara Port Royal
dalam bentuk yang tak lengkap dan tak jelas. Sebuah versi terbitan yang lebih
otentik pertama kali terbit tahun 1844. Yang mengupas tentang problem besar
pemikiran Kristen, tentang kepercayaan yang bertentangan dengan Sebab,
Kehendak-bebas, dan Pengetahuan-Awal. Pascal menjelaskan kontradiksi dan
problem moral kehidupan, doktrin tentang Kejatuhan
(keterusiran dari surga) yang menjadi landasan kepercayaan dan menjadi dasar
pembenaran dari doktrin Penebusan.
The Pensees, berbeda dengan Provincial Letters, yang ditulis langsung oleh penulisnya, dengan gaya penulisan, yang tentu saja tidak sesuai, dengan kehebatannya sebagai sosok penulis termashur. The Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan Pascal ke dalam sejarah literatur bersama penulis-penulis besar Perancis. The Pensees terasa seolah ditulis oleh orang lain, yang seolah tak terlalu mementingkan soal agama. Namun demikian, meski berbeda antara keduanya, masing-masing tetap merupakan buku-buku penting dalam sejarah pemikiran keagamaan.
Karya-karya Matematik dan Ilmiah lainnya
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperi¬mennya menggunakan barometeruntuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah (yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal). Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.
Teori Pascal memberikan pengaruhnya pada teori matematik di saat Pascal memulai kehidupan di Port Royal yang digunakan mengatasi problem penghitungan yang berhubungan dengan kurva dan lingkaran, yang juga harus dikuasai oleh matematikawan modern. Ia banyak menerbitkan teorema yang diajukan sebagai tantangan kepada matematikawan lain untuk dipecahkan, tanpa satupun yang menjawabnya. Jawaban kemudian datang dari John Wallis, Christopher Wren, Christian Huygens, dan kawan-kawan, tanpa hasil yang memuaskan. Pascal akhirnya menerbitkan jawabannya sendiri dengan menggunakan nama samaran Amos DettonviIle (kemudian dikenal dengan anagram Louis de Montalte), kemudian matematikawan sekarang sering juga menyebut dirinya dengan nama ini.
Teori matematik probabilitas menjadi berkembang pertama kali ketika terjadi komunikasi antara Pascal dan Pierre de Fermat yang akhirnya menemukan bahwa kedua teori Pascal dan Matematika Probabilitas memiliki kesamaan meski masing-masingnya tetap berdiri sendiri. Pascal merencanakan menulis makalah tentang itu, namun lagi-lagi cuma cuplikan-cuplikan yang ditinggalkannya, yang diterbitkan setelah kematiannya. Ia tak pernah menulis teori matematik yang panjang lebar berbelit-belit, melainkan tulisan-tulisan pendek yang singkat, jelas, dan abadi
The Pensees, berbeda dengan Provincial Letters, yang ditulis langsung oleh penulisnya, dengan gaya penulisan, yang tentu saja tidak sesuai, dengan kehebatannya sebagai sosok penulis termashur. The Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan Pascal ke dalam sejarah literatur bersama penulis-penulis besar Perancis. The Pensees terasa seolah ditulis oleh orang lain, yang seolah tak terlalu mementingkan soal agama. Namun demikian, meski berbeda antara keduanya, masing-masing tetap merupakan buku-buku penting dalam sejarah pemikiran keagamaan.
Karya-karya Matematik dan Ilmiah lainnya
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperi¬mennya menggunakan barometeruntuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah (yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal). Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.
Teori Pascal memberikan pengaruhnya pada teori matematik di saat Pascal memulai kehidupan di Port Royal yang digunakan mengatasi problem penghitungan yang berhubungan dengan kurva dan lingkaran, yang juga harus dikuasai oleh matematikawan modern. Ia banyak menerbitkan teorema yang diajukan sebagai tantangan kepada matematikawan lain untuk dipecahkan, tanpa satupun yang menjawabnya. Jawaban kemudian datang dari John Wallis, Christopher Wren, Christian Huygens, dan kawan-kawan, tanpa hasil yang memuaskan. Pascal akhirnya menerbitkan jawabannya sendiri dengan menggunakan nama samaran Amos DettonviIle (kemudian dikenal dengan anagram Louis de Montalte), kemudian matematikawan sekarang sering juga menyebut dirinya dengan nama ini.
Teori matematik probabilitas menjadi berkembang pertama kali ketika terjadi komunikasi antara Pascal dan Pierre de Fermat yang akhirnya menemukan bahwa kedua teori Pascal dan Matematika Probabilitas memiliki kesamaan meski masing-masingnya tetap berdiri sendiri. Pascal merencanakan menulis makalah tentang itu, namun lagi-lagi cuma cuplikan-cuplikan yang ditinggalkannya, yang diterbitkan setelah kematiannya. Ia tak pernah menulis teori matematik yang panjang lebar berbelit-belit, melainkan tulisan-tulisan pendek yang singkat, jelas, dan abadi
Joseph Marie Jacquard
Joseph Marie Jacquard (1752-1834):
Revolusi Teknologi Tekstil dan Komputer
Penemuan mesin jaquard adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan industri dan teknologi tekstil. Ini pasti sudah banyak yang tahu, terutama di kalangan tekstil. Akan tetapi, bahwa penemuan itu ternyata mendorong lahirnya mesin hitung yang di kemudian hari dikenal sebagai komputer barangkali masih belum banyak yang tahu. Menariknya pula, keduanya melekat begitu erat dan sangat mewarnai kehidupan dan kegiatan manusia.
Dilahirkan di Lyon, Perancis pada tanggal 7 Juli 1752, Josep MarieJacquard mewarisi usaha pertenunan kecil dari ayahnya yang sudah meninggal dunia. Ketika menjalankan usahanya itu, ia tidak menyukai kerja berat yang dilakukan para penenun dalam proses pembuatan helaian kain, terutama untuk kain bermotif. Oleh karena itu sedari awal dia berkehendak kuat untuk meringankan pekerjaan tersebut dengan cara mengembangkan mekanisasi dalam teknik pembuatan desain kain tenun.
Di tahun 1793, untuk sementara Marie Jacquard meninggalkan usahanya itu dan ikut berperang dalam Revolusi Perancis sebagai seorang Royal Soldier, tentara pendukung kerajaan. Setelah itu dia kembali meneruskan usaha dan cita-citanya untuk membuat mekanisasi dan otomatisasi dalam pembuatan kain tenun. Di tahun 1801, akhirnya dia berhasil mengembangkan otomatisasi pada teknik pembuatan kain tenun ini.
Idenya adalah dengan membuat kartu-kartu berlubang (punch card) yang dipasang di atas alat tenun dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kartu berlubang ini dapat mengontrol kerja masing-masing benang lusi secara bebas. Prinsipnya sederhana namun terbukti sangat efektif. Bagian kartu yang berlubang, melalui suatu mekanisme tertentu, akan menghasilkan gerakan mengangkat benang lusi yang terhubung dengan lubang tersebut. Sebaliknya, bagian tak-berlubang adalah kode perintah mekanik untuk tidak mengangkat benang lusi. Di dalam teknik pembuatan kain tenun terutama yang bermotif gambar, teknik pengaturan benang lusi ini, yaitu kapan ia harus naik dan kapan pula ia harus turun, menjadi titik sentralnya. Semakin kompleks motif kain yang ingin dibuat semakin kompleks pula urutan pengaturan naik-turun helaian benang-benang lusi tersebut, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.
Untuk melakukan pengaturan benang-benang lusi tersebut dibutuhkan keahlian serta pengalaman yang luar biasa dari seorang penenun sekaligus perlu waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan sehelai kain. Keahlian penenun kain bermotif ini nyaris menjadi semacam perpaduan antara keahlian mengendalikan alat tenun dan sekaligus kepiawaian seorang seniman, karena selain ia harus dapat mengoperasikan alat tenun dengan berbagai kerumitannya itu, ia juga ia harus menciptakan motif-motif gambar tadi dengan memadukan urutan silangan benang lusi dan benang pakan itu di atas kain.
Penemuan revolusioner Marie Jacquard ini kontan saja membuat gempar dan menimbulkan gelombang kemarahan dari para penenun sampai satu mesin tenun yang berhasil didesainnya itu dibakar habis oleh mereka. Kemarahan itu dipicu oleh suatu kekuatiran bahwa mesin otomatisasinya ini kelak akan menggantikan peran mereka dan mengurangi tenaga kerja. Suatu kekuatiran yang dapat dimaklumi karena memang melalui penemuannya ini, Marie Jacquard telah berhasil membuat suatu lompatan teknologi dalam membuat kain tenun bermotif sehingga terjadi penghematan waktu yang luar biasa, memudahkan orang dalam pembuatannya dan sekaligus dapat menyimpan data, sehingga orang akan dengan sangat mudah dapat mengulangi motif kain tenun yang sudah pernah dibuat.
Tetapi nasib baik rupa-rupanya tetap menaungi Marie Jacquard. Napoleon Bonaparte, sang panglima perang terkemuka Perancis itu, merasa takjub atas penemuan teknologi revolusioner ini, sehingga pada waktu itu pemerintah Perancis memutuskan untuk membeli hak patennya di tahun 1803. Jacquard sendiri kemudian dianugerahi penghargaan Lifetime Pension atau pensiun sepanjang hidup oleh Napoleon. Selanjutnya di tahun 1810, dia mendapatkan penghargaan Yhe Cross of The Legion of Honor atas jasa-jasanya itu.
Sejak tahun 1815 perusahaan-perusahaan tekstil mulai menggunakan mesin tenun otomatis ini sehingga terjadi produksi masal dalam membuat kain. Kelak industri pertenunan ini menjadi pintu gerbang bagi terjadinya industrialisasi di Eropa dan Amerika. Sampai saat ini, desain mesin tenun otomatis dengan rancangan kartu berlubang atau punch card yang dirancang oleh Marie Jacquard tidak mengalami banyak perubahan yang berarti. Nama Joseph Marie Jacquard pun selalu lekat dengan teknologi pembuatan kain tenun. Bila orang membeli kain bermotif yang dihasilkan dari silangan antara benang lusi dan pakan (structure design), maka orang akan menyebutnya sebagai kain tenun Jacquard sedangkan mesinnya sendiri disebut mesin tenun Jacquard. Marie Jacquard telah memberikan pengaruh yang luar biasa hingga melahirkan revolusi baru dalam teknologi dan industri tekstil. Bagaimana pula ceritanya kartu berlubang Jacquard ini memberi jalan bagi pengembangan teknologi komputer dan pengaruhnya yang luar biasa di dalamnya dapat anda baca selanjutnya pada bagian ke-2 tulisan ini.
Penemuan mesin jaquard adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan industri dan teknologi tekstil. Ini pasti sudah banyak yang tahu, terutama di kalangan tekstil. Akan tetapi, bahwa penemuan itu ternyata mendorong lahirnya mesin hitung yang di kemudian hari dikenal sebagai komputer barangkali masih belum banyak yang tahu. Menariknya pula, keduanya melekat begitu erat dan sangat mewarnai kehidupan dan kegiatan manusia.
Dilahirkan di Lyon, Perancis pada tanggal 7 Juli 1752, Josep MarieJacquard mewarisi usaha pertenunan kecil dari ayahnya yang sudah meninggal dunia. Ketika menjalankan usahanya itu, ia tidak menyukai kerja berat yang dilakukan para penenun dalam proses pembuatan helaian kain, terutama untuk kain bermotif. Oleh karena itu sedari awal dia berkehendak kuat untuk meringankan pekerjaan tersebut dengan cara mengembangkan mekanisasi dalam teknik pembuatan desain kain tenun.
Di tahun 1793, untuk sementara Marie Jacquard meninggalkan usahanya itu dan ikut berperang dalam Revolusi Perancis sebagai seorang Royal Soldier, tentara pendukung kerajaan. Setelah itu dia kembali meneruskan usaha dan cita-citanya untuk membuat mekanisasi dan otomatisasi dalam pembuatan kain tenun. Di tahun 1801, akhirnya dia berhasil mengembangkan otomatisasi pada teknik pembuatan kain tenun ini.
Idenya adalah dengan membuat kartu-kartu berlubang (punch card) yang dipasang di atas alat tenun dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kartu berlubang ini dapat mengontrol kerja masing-masing benang lusi secara bebas. Prinsipnya sederhana namun terbukti sangat efektif. Bagian kartu yang berlubang, melalui suatu mekanisme tertentu, akan menghasilkan gerakan mengangkat benang lusi yang terhubung dengan lubang tersebut. Sebaliknya, bagian tak-berlubang adalah kode perintah mekanik untuk tidak mengangkat benang lusi. Di dalam teknik pembuatan kain tenun terutama yang bermotif gambar, teknik pengaturan benang lusi ini, yaitu kapan ia harus naik dan kapan pula ia harus turun, menjadi titik sentralnya. Semakin kompleks motif kain yang ingin dibuat semakin kompleks pula urutan pengaturan naik-turun helaian benang-benang lusi tersebut, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.
Untuk melakukan pengaturan benang-benang lusi tersebut dibutuhkan keahlian serta pengalaman yang luar biasa dari seorang penenun sekaligus perlu waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan sehelai kain. Keahlian penenun kain bermotif ini nyaris menjadi semacam perpaduan antara keahlian mengendalikan alat tenun dan sekaligus kepiawaian seorang seniman, karena selain ia harus dapat mengoperasikan alat tenun dengan berbagai kerumitannya itu, ia juga ia harus menciptakan motif-motif gambar tadi dengan memadukan urutan silangan benang lusi dan benang pakan itu di atas kain.
Penemuan revolusioner Marie Jacquard ini kontan saja membuat gempar dan menimbulkan gelombang kemarahan dari para penenun sampai satu mesin tenun yang berhasil didesainnya itu dibakar habis oleh mereka. Kemarahan itu dipicu oleh suatu kekuatiran bahwa mesin otomatisasinya ini kelak akan menggantikan peran mereka dan mengurangi tenaga kerja. Suatu kekuatiran yang dapat dimaklumi karena memang melalui penemuannya ini, Marie Jacquard telah berhasil membuat suatu lompatan teknologi dalam membuat kain tenun bermotif sehingga terjadi penghematan waktu yang luar biasa, memudahkan orang dalam pembuatannya dan sekaligus dapat menyimpan data, sehingga orang akan dengan sangat mudah dapat mengulangi motif kain tenun yang sudah pernah dibuat.
Tetapi nasib baik rupa-rupanya tetap menaungi Marie Jacquard. Napoleon Bonaparte, sang panglima perang terkemuka Perancis itu, merasa takjub atas penemuan teknologi revolusioner ini, sehingga pada waktu itu pemerintah Perancis memutuskan untuk membeli hak patennya di tahun 1803. Jacquard sendiri kemudian dianugerahi penghargaan Lifetime Pension atau pensiun sepanjang hidup oleh Napoleon. Selanjutnya di tahun 1810, dia mendapatkan penghargaan Yhe Cross of The Legion of Honor atas jasa-jasanya itu.
Sejak tahun 1815 perusahaan-perusahaan tekstil mulai menggunakan mesin tenun otomatis ini sehingga terjadi produksi masal dalam membuat kain. Kelak industri pertenunan ini menjadi pintu gerbang bagi terjadinya industrialisasi di Eropa dan Amerika. Sampai saat ini, desain mesin tenun otomatis dengan rancangan kartu berlubang atau punch card yang dirancang oleh Marie Jacquard tidak mengalami banyak perubahan yang berarti. Nama Joseph Marie Jacquard pun selalu lekat dengan teknologi pembuatan kain tenun. Bila orang membeli kain bermotif yang dihasilkan dari silangan antara benang lusi dan pakan (structure design), maka orang akan menyebutnya sebagai kain tenun Jacquard sedangkan mesinnya sendiri disebut mesin tenun Jacquard. Marie Jacquard telah memberikan pengaruh yang luar biasa hingga melahirkan revolusi baru dalam teknologi dan industri tekstil. Bagaimana pula ceritanya kartu berlubang Jacquard ini memberi jalan bagi pengembangan teknologi komputer dan pengaruhnya yang luar biasa di dalamnya dapat anda baca selanjutnya pada bagian ke-2 tulisan ini.
Charles Babbage
Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 – meninggal 18 Oktober 1871 pada umur 79 tahun) adalah seorang matematikawan dariInggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari mesin yang dikembangkannya, namun tidak
selesai. Sekarang dapat dilihat di Museum Sains London. Pada tahun 1991, dengan
menggunakan rencana asli dari Babbage, sebuah mesin diferensial dikembangkan
dan mesin ini dapat berfungsi secara sempurna, yang membuktikan bahwa gagasan
Babbage tentang mesin ini memang dapat diimplementasikan.
Kehidupan
Charles Babbage lahir di Inggris, di jalan
Crosby Row no 44, Walworth Road, London. Ada
beberapa pendapat tentang tanggalkelahiran Babbage. Obituari yang dimuat dalam
harian The Times menyebutkan kelahirannya pada tanggal 26 Desember 1792. Namun
beberapa hari kemudian seorang keponakan Babbage menulis bahwa Babbage
sebenarnya dilahirkan setahun sebelumnya, pada 1791.
Perancangan mesin komputer
Pada masa itu, perhitungan dengan menggunakan tabel matematika sering
mengalami kesalahan. Babbage ingin mengembangkan cara melakukan perhitungan
secara mekanik, sehingga dapat mengurangi kesalahan perhitungan yang sering
dilakukan oleh manusia. Saat itu, Babbage mendapat inspirasi dari perkembangan
mesin hitung yang dikerjakan oleh Wilhelm Schickard, Blaise Pascal, dan Gottfried Leibniz. Gagasan awal tentang mesin Babbage
ditulis dalam bentuk surat yang ditulisnya kepada Masyarakat Astronomi Kerajaan berjudul "Note on the application of machinery to
the computation of astronomical and mathematical tables" ("catatan
mengenai penerapan mesin bagi penghitungan tabel astronomis dan
matematis") tertanggal 14 Juni 1822.
William
Stanley Jevons
William Jevons adalah
salah satu dari tiga orang secara bersamaan memajukan disebut revolusi
marjinal. Bekerja di kemerdekaan penuh satu sama lain-Jevons di Manchester,
Inggris; leon Walras di Lausanne, Swiss; dan carl Menger di Vienna-masing
sarjana mengembangkan teori utilitas marjinal untuk memahami dan menjelaskan
perilaku konsumen. Teori menyatakan bahwa utilitas (nilai) dari setiap unit
tambahan komoditi-marjinal utilitas kurang dan kurang untuk konsumen. Ketika
Anda haus, misalnya, Anda mendapatkan utilitas besar dari segelas air. Setelah
dahaga Anda dipadamkan, gelas kedua dan ketiga kurang dan kurang menarik.
Merasa terendam air, Anda akhirnya akan menolak air sama sekali.
"Nilai," kata Jevons, "tergantung sepenuhnya pada utilitas."
Pernyataan ini menandai keberangkatan signifikan dari teori klasik dari nilai,
yang menyatakan bahwa nilai berasal dari tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk atau dari biaya produksi yang lebih umum. Jadi mulai
sekolah neoklasik, yang masih dominan di bidang ekonomi saat ini.
Jevons kemudian
mendefinisikan "persamaan pertukaran," yang menunjukkan bahwa bagi
konsumen untuk menjadi memaksimalkan nya utilitas, rasio utilitas marjinal dari
setiap item yang dikonsumsi untuk harga harus sama. Jika tidak, maka ia dapat,
dengan pendapatan tertentu, realokasi konsumsi dan mendapatkan lebih banyak
utilitas. Ambil, misalnya, konsumen yang utilitas marjinal dari jeruk adalah 10
"util," dan dari cookies 4 util, ketika jeruk dan cookie keduanya
harga $ 0,50 masing-masing. Rasio konsumen utilitas marjinal untuk harga untuk
jeruk adalah 10 / $. 50, atau 20, dan untuk cookie adalah 4 / $. 50, atau 8
Jevons akan mengatakan (dan ekonom modern akan setuju) bahwa ini tidak memenuhi
persamaan pertukaran, dan karena itu konsumen akan mengubah pembelian. Secara
khusus, konsumen dapat meningkatkan utilitas dengan menghabiskan $ 0,50 kurang
pada cookies dan menggunakan UANG untuk membeli jeruk. Dia akan kehilangan 4
util pada kue, tetapi mendapatkan 10 pada jeruk, untuk keuntungan bersih dari 6
util. Dia akan memiliki insentif ini untuk mengalokasikan pembelian sampai
persamaan pertukaran memegang (yaitu, sampai utilitas marjinal dari jeruk jatuh
dan utilitas marjinal dari cookies naik ke titik di mana, sebagai rasio dengan
harga mereka, mereka sama). Tentu saja, seperti halnya dengan sebagian besar
perkembangan baru dalam teori ekonomi, orang dapat selalu menemukan penulis
sebelumnya yang mengatakan beberapa hal yang sama. Peran Jevons dalam revolusi
marjinal tidak terkecuali. Banyak dari apa yang dia katakan telah mengatakan
sebelumnya oleh Hermann Gossen di Jerman, Jules Dupuit dan Antoine Cournot di
Perancis, dan Samuel Longfield di Inggris. Namun sejarawan pemikiran ekonomi
yakin bahwa Jevons tidak pernah membacanya.
Jevons menempatkan
pikiran apalagi ke sisi produksi ekonomi. Sungguh ironis, karena itu, bahwa ia
menjadi terkenal di Inggris selama BUKU nya The Coal Question, di mana ia
menulis bahwa vitalitas industri Inggris tergantung pada batubara dan, karena
itu, akan menurun sebagai sumber daya yang habis. Sebagai cadangan batubara
berlari keluar, ia menulis, harga batubara akan naik. Hal ini akan membuatnya
layak bagi produsen untuk mengekstrak batubara dari miskin atau lebih jahitan.
Dia juga berpendapat bahwa Amerika akan naik menjadi negara adidaya industri.
Meskipun prediksinya benar untuk kedua Inggris dan Amerika, dan dia benar
tentang insentif untuk tambang jahitan lebih mahal, ia hampir pasti salah bahwa
faktor utama adalah biaya batubara. Jevons gagal menghargai kenyataan bahwa
sebagai harga sumber energi meningkat, pengusaha memiliki STRONGincentive untuk
menemukan, mengembangkan, dan menghasilkan sumber alternatif. Secara khusus, ia
tidak mengantisipasi minyak atau gas alam. Juga, ia tidak memperhitungkan insentif,
seperti harga batubara naik, untuk menggunakannya lebih efisien atau untuk
mengembangkan teknologi yang membawa menurunkan biaya menemukan dan
pertambangan (lihat sumber daya alam).
Lahir di Liverpool,
Inggris, Jevons belajar kimia dan botani di University College, London. Karena
kebangkrutan bisnis ayahnya pada tahun 1847, Jevons meninggalkan sekolah untuk
mengambil posisi assayer di Mint di Sydney, Australia. Ia tinggal di sana lima
tahun, melanjutkan studinya di University College pada kembali ke Inggris. Ia
kemudian diangkat ke pos kursi dalam ekonomi politik di almamaternya dan
pensiun dari sana pada tahun 1880. Dua tahun kemudian, dengan sejumlah buku
yang belum selesai dalam proses, Jevons tenggelam saat berenang. Dia empat
puluh enam.
Herman
Hollerith
Herman Hollerith (29 Februari 1860 - November 17, 1929)
adalah seorang ahli statistik Amerika dan penemu yang mengembangkan tabulator
mekanik berdasarkan kartu menekan untuk cepat tabulasi statistik dari jutaan
bagian data. Dia adalah pendiri Tabulating Machine Company yang kemudian
bergabung menjadi IBM. Hollerith secara luas dianggap sebagai bapak mesin
pengolahan data modern. [1] Dengan penemuannya kartu menekan mengevaluasi mesin
awal era sistem pengolah data otomatis ditandai. Rancangan-Nya dari konsep ini
mendominasi lanskap komputasi selama hampir satu abad. [2]
Kehidupan pribadi
Herman Hollerith lahir putra imigran Jerman Prof Georg
Hollerith dari Großfischlingen (dekat Neustadt an der Weinstraße) di Buffalo,
New York, di mana dia menghabiskan masa kecilnya. [1] Ia masuk City College of
New York pada tahun 1875 dan lulus dari Columbia University School of Mines
dengan "insinyur pertambangan" gelar pada tahun 1879, pada usia 19
tahun 1880 ia mencatatkan diri sebagai insinyur pertambangan ketika tinggal di
Manhattan, dan menyelesaikan gelar Ph.D. pada tahun 1890 di Universitas Columbia
[2] Pada tahun 1882 Hollerith bergabung. Massachusetts Institute of Technology
di mana ia mengajar teknik mesin dan melakukan eksperimen pertamanya dengan
kartu menekan. [3] Dia akhirnya pindah ke Washington, DC, yang tinggal di
Georgetown, dengan rumah pada tanggal 29 Street dan pabrik untuk pembuatan
mesin nya tabulasi pada 31 Street dan C & O Canal, di mana hari ini ada
sebuah plakat peringatan dipasang oleh IBM. Dia meninggal di Washington DC
karena serangan jantung. Atas desakan John Shaw Billings, [5] Hollerith
mengembangkan mekanisme menggunakan sambungan listrik untuk memicu counter,
merekam informasi. Ide utama adalah bahwa data dapat dikodekan oleh lokasi
lubang di kartu. Hollerith menetapkan bahwa data yang menekan lokasi tertentu
pada kartu, di baris sekarang-akrab dan kolom, bisa dihitung atau diurutkan
secara mekanis. Penjelasan tentang sistem ini, An Tabulating Sistem Listrik (1889),
diajukan oleh Hollerith ke Universitas Columbia sebagai tesis doktornya, dan
dicetak ulang dalam buku Randell ini. [6] Pada tanggal 8 Januari 1889,
Hollerith dikeluarkan US Patent 395.782, [7] klaim 2 yang berbunyi: Metode
diuraikan dalam pedoman statistik kompilasi, yang terdiri dalam rekaman item
statistik terpisah yang berkaitan dengan individu dengan lubang atau kombinasi
menekan lubang di lembar elektrik non-melakukan materi, dan membawa hubungan
khusus satu sama lain dan dengan standar, dan kemudian menghitung atau
menghitung-hitung statistik seperti barang secara terpisah atau dalam kombinasi
dengan cara counter mekanis dioperasikan oleh elektro-magnet sirkuit melalui
yang dikendalikan oleh lembaran berlubang, secara substansial sebagai dan untuk
tujuan yang ditetapkan.
Penemuan dan bisnis
Hollerith menekan kartu .Hollerith telah meninggalkan
pengajaran dan mulai bekerja untuk Biro Sensus Amerika Serikat pada tahun ia
mengajukan permohonan paten pertamanya. Berjudul "Art of Kompilasi
Statistik", itu diajukan pada September 23, 1884; US Patent 395.782
diberikan pada tanggal 8 Januari 1889 [8]
Hollerith membangun mesin di bawah kontrak untuk Kantor
Sensus, yang digunakan mereka untuk tabulasi sensus 1890 hanya dalam satu
tahun. [9] 1880 sensus sebelumnya telah diambil delapan tahun. Pada tahun 1896
Hollerith memulai bisnis sendiri ketika ia mendirikan Tabulating Machine
Company. Banyak biro sensus besar di seluruh dunia disewakan peralatan dan
membeli kartunya, seperti yang dilakukan perusahaan asuransi besar. Mesin
Hollerith digunakan untuk sensus di Inggris, Italia, Jerman, [10] Rusia,
Austria, Kanada, Prancis, Norwegia, Puerto Rico, Kuba, dan Filipina, dan sekali
lagi pada tahun 1900 sensus [2] Untuk membuat sistem kerja nya. , ia menemukan
mekanisme kartu-pakan otomatis pertama dan keypunch pertama (yaitu, pukulan
dioperasikan oleh keyboard); operator terampil bisa meninju 200-300 kartu per
jam. Dia juga menemukan tabulator a. 1890 Tabulator telah didesain untuk
beroperasi hanya pada 1890 kartu Sensus. Sebuah panel kontrol plugboard di 1906
Tipe I Tabulator memungkinkan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda tanpa
dibangun kembali (langkah pertama menuju pemrograman). Penemuan ini adalah di
antara fondasi industri pengolahan informasi modern dan punchcards Hollerith
(meskipun kemudian diadaptasi untuk mengkodekan program komputer) terus
digunakan selama hampir satu abad.
Pada tahun 1911 empat perusahaan, termasuk perusahaan
Hollerith, bergabung untuk membentuk Computing Tabulating Recording Company
(CTR). [11] Di bawah presiden Thomas J. Watson, itu nama International Business
Machines Corporation (IBM) pada tahun 1924.
Kematian dan Legacy
Hollerith dimakamkan di Oak Hill Cemetery di lingkungan
Washington, DC Georgetown, [12] seperti anaknya, Herman Hollerith, Jr
(1892-1991).Kartu Hollerith diberi nama setelah tua Herman Hollerith, seperti
konstanta Hollerith (juga kadang-kadang disebut Hollerith string), tipe awal
deklarasi string konstan (dalam pemrograman komputer). Cicitnya, Rt.Rev. Herman
Hollerith IV adalah Episkopal Uskup Keuskupan Southern Virginia, dan lain
cicit, Randolph Marshall Hollerith, adalah seorang pendeta Episkopal di
Richmond, Virginia. [13] [14]
0 komentar:
Posting Komentar